Follow Us

  • Share

    Bosan Ngantor? Yuk Belajar Cara Memulai Bisnis Sampingan!

    Jika orang-orang di masa lalu (baca: orang tua kita) beranggapan bahwa kerja kantoran, setiap hari pulang pergi menggunakan setelan necis, berkutat dengan dokumen di pojok kantor berlantai 2 digit adalah sebuah prestisi. Tapi lain halnya dengan milenial.

    Milenial beranggapan bahwa kesuksesan karir dapat diraih apabila mereka lebih luwes, mandiri, dan berjiwa entrepreneur. Mungkin itulah sebabnya di masa kini kita lebih sering melihat pengusaha-pengusaha muda yang bermunculan.

    Nih, berdasarkan survey yang dilakukan Universitas Bentley ternyata cuma 13% loh milenial yang ingin berkarir secara konsisten di korporasi. Cuma 13% aja yang berharap di masa mendatang dirinya akan menjadi seorang CEO dengan memanjat tangga korporat perlahan-lahan!

    Bahkan menurut Fred Tuffile yang merupakan ketua studi enterpreuneral di Universitas Bentley, para milenial ini merasa menjadi seorang entrepreneur selama 2 tahun jauh lebih bermanfaat ketimbang bekerja duduk di kantor selama 20 tahun!

    Gak heran kalau milenial jaman sekarang dibilang ‘gak betahan’ di kantor. Hal ini tercermin dari usaha banyak BUMN dan perusahaan swasta yang secara terang-terangan mulai mengikuti pola kerja start up loh.

    Sekarang keputusannya ada di tangan Anda, apa Anda mau terus-terusan terkungkung dengan rutinitas korporasi, membuat usaha sampingan Anda sendiri, atau malah seratus persen terjun ke dalam dunia bisnis. Semua bisa diatur kok, tinggal gimana cara Anda memainkannya.

    Patrick McGinnis “10% Enterpreneur: Live Your Startup Dream Without Quitting Your Day Job”

    Patrick McGinnis merupakan salah satu orang yang mendukung gerakan kalian para milenials untuk membuat start up pertama kalian, tanpa harus keluar dari pekerjaan utama kalian.

    McGinnis

    McGinnis sendiri bercerita bahwa pada awalnya ia merupakan seorang pekerja korporat yang bekerja di Wall Street, tepatnya di AIG. Ia pada awalnya merasakan hidup yang terbilang mewah, mengingat karirnya yang mulus selama di korporasi.

    Tapi pada 2008 AIG mengalami masalah, dan di sanalah McGinnis menyadari bahwa karir yang ia bangun selama ini semata-mata hanya menguntungkan AIG, dan ketika hancur resume hidupnya tampak tak berarti.

    Setelah itu McGinnis mulai kembali bangkit, namun kali ini dengan memunculkan secuil jiwa entrepreneur di dalam dirinya. Hingga ia kemudian mengenalkan kepada orang-orang konsep ten percent entrepreneur.

    AIG Tower

    Konsep ini menjelaskan bahwa kalau Anda ingin menjadi seorang pengusaha, Anda gak perlu melepas semua karir Anda. Cukup sisakan 10% dari waktu dan aset Anda untuk digunakan sebagai modal usaha Anda. Mudah bukan?

    McGinnis berkata bahwa konsep ini cocok bagi Anda yang, terutama sudah memiliki tanggungan yang cukup besar dan yang bukan merupakan seorang risk-taker. Konsep ini membuat Anda bisa menjadi seorang entrepreneur namun tetap punya kendali penuh dalam pengendalian risiko keuangan Anda.

    Hal ini tentu berbeda dengan entrepreneur 100% yang menghabiskan banyak waktu, tenaga, uang, dengan risiko yang jauh lebih tinggi. Meski demikian pernah dilakukan riset oleh University of Wisconsin-Madison bahwa orang-orang yang hidup dengan bisnis sampingan ini 33% lebih kecil kemungkinannya untuk gagal dibanding orang yang berbisnis secara full time.

    Tapi, bagaimana caranya?

    Melakukan Analisa Keuangan Pribadi yang Baik

    Pertama-tama Anda harus melakukan analisa keuangan sebelum memulai bisnis apapun. Anda harus bisa memastikan bahwa uang yang akan Anda gunakan untuk berbisnis tidak akan mengganggu neraca keungan Anda secara keseluruhan.

    Analisa Keuangan

    Selain itu walaupun Anda merasa bisnismu memiliki prospek yang cerah dengan omzet yang menggiurkan, pastikan Anda tetap berada di pekerjaan utama Anda. Hal ini tentu saja dapat menunjang kondisi keuangan perusahaan rintisan Anda ini.

    Misalnya kalau Anda adalah seorang yang bergaji 10 juta rupiah, dengan pengeluaran bulanan 3 juta rupiah. Kalikan pengeluaran bulanan Anda dengan 6 (bulan), berarti dalam hal ini sekitar 18 Juta rupiah.

    Nah pastikanlah di dalam tabungan Anda ada uang sejumlah 18 juta rupiah terlebih dahulu, sebelum Anda bebas mulai ‘jor-joran dalam berbisnis. Atau kalau Anda ingin memulai dengan cepat, mulailah dengan angka yang kecil misalnya 10% dari aset Anda.

    Anda harus mulai menghitung keuangan bisnis rintisan Anda. Hitung modal secara keseluruhan, maksudnya hitung mulai dari biaya produksi, biaya distribusi, biaya penyimpanan stok barang, hingga biaya risiko penjualan.

    Dengan uang yang sedikit (10% aset Anda saja, misalnya) tentu saja keuntungan yang akan Anda dapatkan relatif lebih sedikit, dibandingkan bila Anda memiliki keuangan yang cukup besar. Tapi disanalah seni berbisnis, bagaimana dengan uang yang sedikit itu Anda bisa putarkan sehingga menghasilkan uang yang jauh lebih besar.

    Kapan harus memutuskan keluar dari pekerjaan? – Andrew Yung, yang merupakan co-founder Pintrill berkata, Anda baru boleh memutuskan keluar dari pekerjaan utama Anda ketika Anda sampai pada titik “make it or break it”.

    Make it or Break It

    Di periode inilah, endorfin yang muncul pertama kali ketika Anda mulai semangat berbisnis, mulai meredup. Semangat yang begitu optimis di awal-awal merintis bisnis, kini mulai meredup setelah berbenturan dengan berbagai masalah.

    Disinilah baru terasa sulitnya berbisnis, dan pilihan Anda hanya terus terjun atau keluar. Di sinilah Anda yang memutuskan untuk lanjut bisa memilih kembali, apakah Anda akan tetap berbisnis sampingan atau mulai full time. Kalau Anda memutuskan untuk berbisnis secara penuh waktu, tentu Anda harus mantap untuk keluar dari pekerjaan Anda.

    Tapi balik lagi kok, tidak ada salahnya kalau Anda mau lanjut berbisnis paruh waktu. Toh itu kan poin dari tulisan kali ini?

    Hargai Waktu Anda Sebagai Karyawan, Profesional, dan Pekerja Korporat

    Salah satu benturan yang paling terasa ketika Anda memutuskan untuk membuat bisnis sampingan adalah, waktu kerja! Apalagi kalau Anda bekerja di kantor yang sangat ketat jam kerjanya.

    Jangan sampai Anda berurusan dengan bisnis Anda ditengah-tengah waktu kerja Anda. Karena hal semacam itu bisa-bisa merusak kredibilitas Anda di kantor. Lagipula kalau Anda mencoba-coba hal macam ini, percayalah urusan bisnis Anda juga tidak akan berjalan baik.

    Laki laki sedang bekerja

    Solusi untuk masalah seperti ini, tentu Anda harus mengurangi waktu bermain Anda. Waktu dengan teman-teman, dan malah waktu dengan keluarga. Anda benar-benar harus bijaksana dalam mengelola waktu Anda.

    Disinilah tantangan terbesar menjadi seorang yang melakukan bisnis sampingan. Anda harus bisa mengelola work life balance Anda dengan baik, dan jangan sampai bisnis samping Anda malah berdampak buruk terhadap kehidupan Anda.

    Mulailah dengan Rencana, dan Laksanakan!

    Hal terpenting dari memulai bisnis adalah perencanaan yang matang. Perencanaan yang matang adalah separuh kesuksesan, jadi mulailah dengan itu.

    PLANNING

    Setelah Anda bisa memastikan kondisi keuangan pribadi Anda, serta menyelesaikan masalah manajemen waktu Anda, terutama kalau Anda bekerja sebagai pekerja kantoran. Barulah Anda bisa dengan tenang memulai usaha Anda.

    Rencana bisnis secara sederhana bisa Anda mulai dengan mencari dan bahkan menciptakan peluang bisnis. Carilah pasar Anda, dan sesuaikan produk dengan pasar Anda. Disinilah mungkin Anda akan mulai menemui kesulitan.

    Oleh karena itu jangan pernah ragu apalagi malu untuk banyak-banyak mencari ilmu kepada orang yang sudah melakukan hal ini lebih dulu. Kami yakin kok, banyak teman-teman Anda sesama milenials yang sudah berbisnis lebih dulu.

    Setelah rencana Anda matang, laksanakan bisnis Anda! Perencanaan tanpa pelaksanaan juga tidak akan menghasilkan apa apa, bukan?

    Top Up e-Wallet

    Artikel Seru buat kamu

    Beli kebutuhanmu disini