Follow Us

  • Share

    Beli Pulsa Online VS Mobile Banking

    Beli pulsa online VS mobile banking โ€“ Mana yang lebih baik? Untuk menjawab pertanyaan ini maka Anda harus membaca sampai selesai artikel ini. Saat ini handphone telah menjadi alat komunikasi yang sangat penting di kota-kota besar di Indonesia. Sehingga boleh dikatakan kalau lebih dari 50% penduduk di kota-kota besar memiliki handphone sendiri. Bahkan banyak di antaranya yang memiliki lebih dari satu handphone.

    Sekilas sejarah alat komunikasi di Indonesia

    Penulis masih ingat saat penulis masih kuliah dulu, tidak semua orang memiliki sambungan telpon. Saat itu sambungan telpon rumah masih di monopoli oleh PT. Telkom. Untuk mendapatkan sambungan telpon maka kita mesti mendaftar dulu, lalu menunggu selama bertahun-tahun baru telpon bisa berdering di rumah kita. Bagi yang tidak sabar menunggu maka bisa mengurusnya lewat calo.

    Saat itu sambungan telpon merupakan barang mewah karena untuk mendapatkan sambungan telpon lewat calo maka kita harus membayar uang pelicin sampai 5 juta rupiah. Coba bandingkan dengan harga handphone saat ini yang paling murah sekitar 200 ribuan. Dengan 5 juta kita sudah mendapatkan smartphone canggih seperti Iphone 5S 16 GB atau Samsung Galaxy J7. Padahal nilai nominal 5 juta tahun 1990-an tentu nilai daya belinya jauh lebih besar dari pada nilai 5 juta tahun 2016 sekarang ini.

    Saat itu alat komunikasi di masyarakat adalah lewat surat, telpon rumah, telpon mobile/ mobile telephone, Handy Talky (HT) dan telegram. Telpon mobile harganya mahal sekali, 20 sampai 30 juta. Padahal harga mobil Kijang saat itu adalah 35 juta. Harga mobil minibus (Daihatsu) sekitar 20-an juta.

    Biaya pemakaian telpon juga sangat mahal karena dihitung dengan tarif interlokal. Jadi hanya perusahaan-perusahaan besar dan orang-orang kaya saja yang bisa memiliki telpon mobile. Bentuk telpon mobile seperti mesin ketik, jadi berbobot sekitar 2-3 kilo. Bandingkan dengan handphone sekarang yang kecil mungil dengan bobot 100-300 gram saja. ๐Ÿ™‚

    Pada tahun 1990-an, masyarakat Indonesia mulai menggunakan radio panggil atau yang lebih dikenal dengan nama pager (kadang disebut juga beeper). Dengan cepat pager booming di Indonesia sampai mendapatkan 800 ribu pengguna, padahal harganya juga ga murah-murah amat. Saat itu harganya 1 jutaan. Sangking boomingnya pager di Indonesia, sampai dibuatkan lagu.Bip bip pager-ku berbunyi, bip bip begitu bunyinya.

    Jika Anda telah lahir tahun 1980-an maka Anda pasti pernah dengar lirik lagu di atas yang sempat ngehit abis saat itu. Saat masuk di Indonesia, pager memakai sinyal radio AM, lalu untuk meningkatkan pelanggan maka memakai sinyal radio FM. Mula-mula layar pager hanya berisi satu baris kata.

    Lalu menjadi dua baris kemudian tiga baris kata. Mula-mula hanya bisa terima pesan teks, lama-lama bisa membalas pesan teks. Tetapi balasan teks harus dikirim ke operator pager, baru dari sana dikirim ke nomor pager yang dituju. Sangat tidak praktis. Haโ€ฆ7x

    Pada dasarnya teknologi yang dipakai pager adalah seperti SMS sekarang ini. Jadi pager kita bunyi. Lalu kita lihat pesan teks. Kemudian kita mencari telpon umum terdekat. Bisa telpon umum koin atau telpon umum kartu. Lalu kita menelpon ke orang yang mengirim teks ke pager kita. Atau kalau pengirim pesan juga memiliki pager terbaru yang lebih canggih maka kita bisa langsung kirim teks balik ke pemberi pesan, tetapi tetap harus melalui operator pager. ๐Ÿ™‚

    Beberapa tahun setelah pager masuk di Indonesia, handphone juga masuk ke Indonesia. Teknologi mobile telephone digabungkan dengan teknologi pager, telpon umum kartu, dan Handy Talky (HT) akhirnya melahirkan handphone atau telpon genggam. Tapi bentuk telpon genggam masih besar seperti Handy Talky (HT) dan beratnya sekitar 1 kiloan. Harganya belasan juta sampai dua puluhan juta. Padahal layarnya masih monochrome alias satu warna.

    Handphone saat itu juga belum bisa digunakan buat SMS, internetan, bikin foto, denger radio, atau nonton TV. Signal telpon pada waktu itu juga masih parah banget, karena hanya bisa digunakan di daerah tertentu saja. Tapi gengsinya itu yang ga tahan. Jika bisa bawa handphone rasanya gimana gitu, bangga banget.

    Saat itu teknologi yang dipakai masih teknologi AMPS dengan sistim pembayaran paska bayar. Teknologi ini tidak praktis karena mudah dijebol orang alias nomor handphone kita digandakan dan dipakai oleh orang lain. Jadi orang lain yang menggunakan telpon tapi kita yang harus bayar tagihannya.

    Tak lama kemudian masuklah teknologi GSM dengan sistim kartu prabayar, yang dipelopori oleh Telkomsel. Kartu perdana juga harganya mahal. Pada tahun 1997-1998, kartu perdana dibundel dengan harga 1-2 juta. Tahun 2000 turun menjadi 500 ribu โ€“ 1 juta. Tahun 2001 turun lagi di bawah 500 ribu. Tahun 2003 turun lagi menjadi puluhan ribu. Sekarang kartu perdana Smartfren hanya 5 ribu dan dapat pulsa 2 ribu lagi.

    blog-sejarahkomunikasi-24mei2016.png

    Karena harga kartu perdana yang mahal, maka kalau kita mau jual handphone harus lengkap berikut chargeran, buku petunjuk dan kotak handphone. Sebab kalau tidak maka tidak ada yang mau membelinya karena bisa dikira barang hasil curian. Ha ha ha

    Saat harga handphone mulai turun maka masyarakat berbondong-bondong membeli handphone sehingga harga kartu perdana melonjak tinggi. Tahun 2000, harga kartu perdana GSM (Simpati, XL dan Mentari) adalah 600 ribu tapi harga sempat melonjak menjadi 1,4 juta. Masyarakat antri untuk mendapatkan kartu perdana sampai harus diterapkan sistim indent.

    Harga voucher pulsa juga mahal. Isi pulsa saat itu, nilai nominal terendah 100 ribu. Saat itu pemakaian pulsa handphone masih sangat boros. Karena saat menelpon, pulsa kita dipotong dan saat menerima telpon, pulsa kita juga dipotong.

    Pada tahun 2004, HP Nokia 9500 Communicator bahkan sempat dijadikan barang spekulasi karena permintaan pasar yang tinggi sehingga banyak yang terpaksa harus indent. Harga awal 9,5 juta melonjak menjadi 12,5 juta hanya karena faktor gengsi dan prestise sebab Indonesia dikatakan menjadi negara pertama yang menjual HP jenis ini. ๐Ÿ™‚

    Pada awal 2000-an harga handphone makin murah, di bawah 10 juta. Lama-lama di bawah 5 juta. Sampai akhirnya di bawah 1 juta. Akibatnya adalah perusahaan-perusahaan pager pada bangkrut. Kasian juga yah perusahaan pager, bangkrut karena kalah bersaing. Maklum saja.

    Fungsi pager tentu kalah bersaing dengan handphone yang bisa nelpon langsung, tanpa perlu mencari-cari telpon umum lagi. Teknologi berkembang dengan sangat cepat, sehingga berbahagialah mereka yang lahir tahun 2000-an karena banyak tersedia gadget dengan harga yang murah.

    Minimal pembelian pulsa

    Saat pertama kali Telkomsel memperkenalkan pulsa prabayar, harga pulsa masih mahal, minimal pengisian pulsa adalah 100 ribu. Mau isi pulsa juga harus mengunjungi distributor dari operatornya. Isi pulsa hanya bisa dilakukan lewat voucher fisik. Untung saja seiring dengan berjalannya waktu, minimal pulsa kemudian turun menjadi 50 ribu. Sekarang bahkan diobral bisa isi pulsa dengan hanya seribu rupiah saja.

    Cara pengisian pulsa

    Saat ini pengisian pulsa bisa dilakukan lewat:
    1. Voucher fisik.
    2. Voucher elektrik.
    3. ATM.
    4. Mobile banking.
    5. Internet banking.
    6. Online.
    7. Sepulsa.
    8. Transfer pulsa.

    Beli pulsa online VS mobile banking

    Pada dasarnya beli pulsa online bisa dilakukan lewat:
    1. Internet banking dari bank-bank besar, seperti BCA, Bank Mandiri, BRI, BNI, Bank Panin, dll.
    2. Website-website dari operator telpon.
    3. Website-website dari penjual pulsa secara online.
    4. Sepulsa.

    blog-viaonline-24mei2016.png

    Sebelum melakukan beli pulsa online maka kita harus registrasi atau mendaftar dulu di bank di mana kita mempunyai rekening atau ATM kalau kita ingin melakukan internet banking. Kita juga harus mendaftar dulu ke website yang bersangkutan, kalau kita ingin membeli pulsa lewat mereka.

    Keuntungan dari beli pulsa secara online adalah:

    1. Bisa dilakukan kapan saja (24 jam sehari), asal bisa tersambung ke internet.
    2. Hemat waktu karena bisa dilakukan di mana saja asalkan terhubung ke internet.
    3. Hemat biaya karena tidak dikenakan biaya selain biaya pulsa yang kita beli.

    Pada dasarnya beli pulsa lewat mobile banking adalah beli pulsa dengan cara memotong langsung rekening kita di bank. Sebelum bisa membeli pulsa lewat mobile banking maka kita harus mendaftar dulu di kantor cabang terdekat atau lewat ATM.

    blog-viaatm-24mei2016.png

    Cara daftar Mobile Banking BCA (M-BCA) di mesin ATM

    Keuntungan dari beli pulsa lewat mobile banking adalah:

    1. Bisa dilakukan kapan saja (24 jam sehari), asal punya handphone yang masih punya pulsa.
    2. Hemat waktu karena bisa dilakukan di mana saja punya handphone yang masih punya pulsa.
    3. Dikenakan biaya untuk SMS.

    Berdasarkan perbandingan di atas maka jelas terlihat kalau beli pulsa secara online lebih baik karena tidak dikenakan biaya. Sedangkan beli pulsa lewat mobile banking maka kita akan dikenakan biaya SMS.

    Kesimpulan

    Teknologi mobile telephone, pager, telpon umum kartu dan Handy Talky (HT) adalah teknologi yang diterapkan untuk membuat handphone. Saat pertama kali masuk ke Indonesia, bentuk handphone masih seperti bentuk dari Handy Talky (HT). Selain harga handphone yang mahal, kartu perdana juga mahal, pemakaian handphone juga mahal dan boros.

    Jadi beruntunglah orang-orang yang lahir setelah 2000-an karena telah terjadi lompatan teknologi yang mempermudah kehidupan mereka dengan banyaknya gadget dan aplikasi dengan harga yang murah.

    Jika dulu isi pulsa hanya bisa dilakukan lewat voucher fisik maka sekarang isi pulsa bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Beli pulsa online jelas lebih baik dari pada beli pulsa lewat mobile banking. Pertanyaannya sekarang adalah di mana tempat beli pulsa online terbaik? Jawabannya adalah beli pulsa online di Sepulsa.

    Pertanyaannya sekarang adalah kenapa begitu? Karena setiap kali kita beli pulsa minimal 50 ribu di Sepulsa, maka kita akan diberikan 3 voucher gratis bernilai total ratusan ribu. Artinya apa? Dengan belanja 50 ribu maka kita akan mendapatkan potongan harga diskon bernilai total ratusan ribu. Bukankah ini sangat menguntungkan kita. Jadi tunggu apa lagi? Kalau mau beli pulsa, yah beli saja di Sepulsa.

    Beli Pulsa

    Artikel Seru buat kamu

    Beli kebutuhanmu disini