Jika Anda seorang fresh graduate yang sedang memasuki dunia kerja, banyak hal yang sebaiknya Anda ketahui selain ketekunan dalam bekerja, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam etika kerja. Menjalani etika kerja yang baik merupakan salah satu jalan membentuk karakter seorang pekerja. Selain itu, etika kerja merupakan sebuah serangkaian nilai yang mendukung performa kerja. Tahukah Anda, apapun tujuan atau motivasi Anda dalam bekerja, etika kerja yang matang sangat diperlukan untuk merealisasikannya.
Mengapa etika kerja penting? Etika kerja membentuk karakter pekerja dalam menjalani tugas yang diberikan seperti bisa menyelesaikan tugas tepat waktu, bahkan akan bekerja dengan waktu yang lebih panjang agar hasilnya memuaskan dan memiliki kualitas bisa diandalkan. Mempunyai etika bekerja sebaik ini akan menghasilkan kepuasan tersendiri bagi si pekerja dan atasan. Mempertahankan etika kerja dengan baik akan melahirkan sebuah kemajuan dalam karir Anda.
Nah nilai apa saja yang ada untuk dikembangkan dalam etika bekerja? Mari, simak elemen-elemen sebagai berikut:
9 Elemen Etika dalam Bekerja
1. Profesionalisme
Dunia kerja merupakan sebuah wadah yang berbeda dengan dunia perkuliahan. Ketika Anda telah terjun di dalamnya, ada aspek-aspek yang dituntut untuk Anda lakukan. Salah satunya adalah profesionalisme. Anda dituntut bekerja sesuai dengan kewajiban yang ada dalam profesi dan tampil sesuai dengan ekspektasi yang telah ditetapkan.
Tak hanya dari hal yang kasat mata, Anda juga sebaiknya mempersiapkan tampilan sesuai dengan profesi. Maka dari itu sangat penting untuk berpenampilan rapi dan berjiwa penuh antusias, berpikir positif dan bersemangat untuk memberikan kontribusi yang bermakna.
2. Disiplin
Seorang pekerja harus mempunyai disiplin agar mencapai ekspektasi terhadap pekerjaan yang sedang ditanganinya. Disiplin bisa dimulai dengan hal-hal kecil seperti datang tepat waktu. Dengan seringnya belajar berdisiplin diri hal itu akan terpancar pada performa bekerja sehari-hari seperti berusaha menyelesaikan proyek sesuai dengan lini waktu (timeline).
Disiplin tidak hanya terkait dengan waktu namun juga pada cara kamu bekerja. Seringnya Anda berlatih atau mengambil tantangan dalam bekerja maka kamu akan terbiasa menghadapi tantangan yang lebih besar.
3. Proaktif
Berperilaku proaktif merupakan salah satu sumbangan terbesar dalam mengembangkan potensi diri saat bekerja. Proaktif dalam bekerja merupakan pancaran dari antusias nya kamu dalam bekerja. Langkah-langkah proaktif yang dapat Anda lakukan berupa memberanikan diri mengambil kesempatan untuk berkontribusi dalam suatu proyek atau bersikap kritis terhadap materi pekerjaan sebelum mengambil langkah.
4. Bisa diandalkan
Ekspektasi mengenai performa kerja telah ditetapkan saat Anda mendapatkan posisi di sebuah perusahaan. Sebuah ekspektasi klasik kerap ditemukan dalam setiap perusahaan adalah Anda mempunyai kemampuan yang cukup terhadap bidang yang Anda kerjakan. Hal tersebut meliputi harapan perusahaan dapat mengandalkan Anda terhadap semua pekerjaan yang memerlukan kemampuan dan keahlian Anda.
5. Dedikasi
Bekerja tak hanya sebatas selesai, namun Anda harus memperhatikan kualitasnya. Sebaiknya Anda berusaha mencapai kualitas sangat baik (outstanding). Kerja keras dapat memberikan kontribusi bermakna akan membuahkan hasil yang terbaik untuk Anda. Segala tindakan untuk mengekspresikan dedikasi terhadap pekerjaan dan perusahaan tentunya akan menarik perhatian atasan Anda dan memberikan kesan yang baik.
6. Akuntabilitas
Tak hanya bisa menyelesaikan pekerjaan, Anda juga harus bertanggung jawab mengenai kualitas hasil pekerjaan Anda. Disinilah kedewasaan dalam bekerja terlihat, ketika terdapat suatu “kecelakaan” atau kejadian yang tidak sesuai dengan rencana dalam kerjaan, Anda harus bisa bertanggung jawab mulai dari menemukan/ mengakui kesalahan hingga memperbaikinya dan menjadikan kejadian ini sebagai pelajaran.
7. Kerja sama tim
Dalam keseharian bekerja, hampir semua dari kita harus bekerja sama dengan rekan kerjanya untuk mencapai cita-cita dan tujuan perusahaan. Seorang pekerja yang dapat bekerja sama dalam tim akan bisa mengantarkan hasil yang berkualitas sehingga membuat kolaborasi lancar.
8. Saling Menghormati
Menjadi sosok baru dalam lingkungan perusahaan kadang kerap terasa asing. Namun Anda bisa masuk ke dalam lingkaran pergaulan dengan menjadi dirimu sendiri. Tak lupa untuk saling menghormati sesama khususnya ketika bertukar pikiran. Hal ini menunjukkan bahwa Anda menghargai ide, waktu dan kesediaan rekan kerja Anda untuk berbagi cerita.
9. Rendah hati
Dalam bekerja sama dengan tim, sebaiknya Anda mengenali kontribusi masing-masing anggota terhadap proyek bersama. Mengakui kontribusi masing-masing anggota team dan berterima kasih terhadap waktu telah dituangkan merupakan cerminan kerendahan hati yang dapat membuat kinerja tim lebih solid. Jangan lupa untuk selalu berpikiran terbuka untuk belajar dan berbagi pengalaman dengan rekan kerja.
3 Perilaku yang Merusak Etika Kerja
1. Berpikiran negatif
Berbeda pendapat saat bertukar pikiran merupakan hal yang biasa. Namun, jika berpikir negatif atau sinis terhadap suatu pekerjaan akan menghambat perkembangan diri Anda sendiri dan tim-mu. Maka dari itu, berpikiran positif terhadap pekerjaan sangat diperlukan demi kebaikan bersama.
2. Terlalu banyak alasan
Dalam kondisi kerja, memang terdapat beberapa hal yang bisa menghambat kelancaran dalam penyelesaian tugas pada waktu yang tepat. Suatu perilaku yang merusak etika kerja terjadi saat Anda menghabiskan banyak waktu untuk mengeluh daripada mencari solusi ataupun menyelesaikan tugas kerja. Tentunya hal ini berdampak pada rekan kerjamu yang lain yang mana harus meneruskan kerja Anda.
3. Memberikan umpan balik yang destruktif (merusak)
Salah satu cara seorang pekerja dapat berkembang adalah dengan menerima masukan atau umpan balik yang konstruktif (membangun). Namun jika Anda terus memberikan umpan balik yang destruktif maka hal ini akan membawa dampak buruk yaitu mematahkan semangat rekan kerja. Tentunya hal ini bukanlah jalan yang terbaik untuk menjalin kerja sama tim yang kuat.