Percaya atau tidak, kaya atau tidaknya seseorang bukan ditentukan oleh besar kecilnya penghasilan, tapi bijak atau tidaknya orang tersebut dalam mengatur keuangannya. Oleh karena itu kita harus bijak dalam menyikapi pemasukan dan pengeluaran. Jika ahli dalam hal ini, niscaya level kesejahteraan akan meningkat. Ga percaya? Berikut beberapa alasan untuk teori tersebut.
1. Berhemat untuk menyiapkan modal bisnis.
Kita ga akan selamanya mau menjadi karyawan. Berapa kali dalam benak Anda tercetus ingin memiliki usaha sendiri. Memiliki bisnis sendiri berarti menjadi bos untuk diri sendiri dan untuk memiliki bisnis sendiri terkadang membutuhkan modal yang tidak sedikit.
Makanya, mulailah berhemat dengan membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Jangan terjebak keinginan ‘membalas dendam’ dengan membeli barang-barang yang dianggap bisa menghilangkan stress.
2. Belajar membeli barang yang benar-benar dibutuhkan.
Sebuah quote dari film Hollywood berjudul Fight Club mengatakan, “We buy things we don’t need with money we don’t have to impress people we don’t like” (Kita membeli barang yang kita tidak butuhkan dengan uang yang kita tidak punya untuk menyombong ke orang yang kita tidak suka). Tampaknya quote tersebut ada benarnya.
Sering kali kita membeli barang yang terkadang harganya selangit hanya untuk menunjukkan bahwa kita adalah orang yang berada di jajaran status sosial yang eksklusif dan mahal. Atau terkadang hanya untuk bisa bergabung di kumpulan orang-orang yang memiliki status sosial tersebut.
Padahal sebenarnya hal-hal tersebut sama sekali tidak kita butuhkan. Pengingat yang mujarab untuk terelak dari hal-hal merugikan seperti yang disebutkan di atas adalah: walaupun Anda berpenghasilan 30 juta per bulan tapi Anda menghabiskan semuanya dalam waktu sebulan, itu artinya Anda seseorang yang bangkrut.
3. Menyenangkan keluarga dengan membelikan barang-barang yang memiliki nilai berharga untuk masa depan.
Terkadang secara impulsif seseorang memiliki keinginan untuk menyenangkan keluarganya dengan membelikan barang-barang mewah yang seringkali tidak dibutuhkan oleh keluarganya. Atau membeli barang mewah untuk keluarga karena merasa perlu unjuk gigi ke saudara atau relasi.
Ujung-ujungnya bukan mendapatkan pengakuan status sosial atau kebahagiaan untuk keluarga seperti yang diharapkan tetapi malah penghasilan defisit dan paling buruk jadi terlilit hutang. Bagaimana kalau kebiasaan kurang baik di atas diganti dengan membelikan keluarga hal-hal yang memiliki nilai positif berinvestasi jangka panjang.
Contoh paling sederhana misalnya membiasakan membelikan buku bermanfaat untuk anak-anak agar berkembang sifat ingin tahu sedari dini.
4. Selalu menjaga pengeluaran yang sudah menjadi kebutuhan tiap bulannya.
Coba dicatat barang apa saja yang harus dibeli tiap bulannya? Kemudian di-review. Apakah pengeluaran perbulan tersebut sudah pas dengan pendapatan atau malah membebani. Cara pintar dan jitu untuk mengakali apabila dirasa kebutuhan tersebut membebani penghasilan perbulanmu yaitu dengan cara mencari tempat membeli kebutuhan tersebut di tempat yang lebih murah atau memberi keuntungan lebih.
Sebagai contoh, kini mengisi ulang pulsa telepon selularmu adalah salah satu kebutuhan rutin tiap bulan yang harus dipenuhi. Sekarang ada cara pintar untuk mengisi pulsa tersebut. Bagaimana caranya? Mengisi pulsa secara online lewat Sepulsa.com karena lewat sepulsa.com Anda bisa memiliki maksimal tiga (3) kupon diskon dari berbagai macam situs online shop populer.
Dengan memiliki kupon diskon tersebut bukan tidak mungkin Anda bisa memenuhi kebutuhan rutin perbulan lainnya dengan biaya lebih ringan. Dengan begitu Anda bisa berhemat dan Anda bisa melakukan apa yang sudah diceritakan di poin pertama.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan alasan-alasan di atas dapat membuat Anda menjadi lebih bijak dalam menjaga pengeluaran sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan Anda.